Advertisement
Belajar dan NgeBlog - "Pak, mengapa saya harus belajar materi matematika ini?" ujar seorang siswa yang kebetulan memang agak kritis orangnya. Guru tertegun mendengar pertanyaan siswa tersebut. Guru terdiam dan merenung sejenak, merendahkan tatapan matanya yang semula mengelilingi seluruh kelas sambil memikirkan kata-kata apa yang harus diucapkan sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut agar jawaban sang guru tidak mengecewakan siswa. Anda juga mungkin pernah mengalami hal yang sama baik sebagai guru maupun siswa juga orang tua.
Sang guru sadar bahwa siswa tersebut sebenarnya hanya ingin tahu apa manfaat bagi mereka dengan belajar materi matematika yang bagi sebagian besar siswa terasa sangat sulit dan menakutkan. Kita tidak bisa menyalahkan mereka ketika mereka bertanya seperti itu dan juga harus memberikan jawaban yang tepat agar siswa lebih memahami dan mengerti tentang manfaat belajar sesuatu termasuk belajar matematika.
Di kelas, siswa siswi mulai terlihat saling berbicara satu sama lain, ada juga yang dengan serius memperhatikan keadaan gurunya yang sedari tadi diam membisu seribu bahasa, ada juga yang bersikap acuh tak acuh dengan bermain sendiri dengan membuat coretan-coretan pada kertas di depannya.
Kelas pun mulai terdengar ramai dan gaduh. Beberapa siswa terdengar mencoba mendiamkan anak-anak dengan teriakannya,
"TOLONG DIAM, TEMAN-TEMAN!".
Anak-anak terdiam dan keadaan kelas pun mulai kembali sunyi. Sang guru kemudian mulai mengangkat mukanya kembali dengan sebuah senyuman dan tatapan penuh kebanggaan kepada murid-muridnya.
"Saya merasa sangat berterimakasih atas pertanyaan teman kalian tersebut" ujar guru kepada siswa di kelas.
"Pertanyaan tersebut begitu sangat menggugah hatiku. Ini juga teguran buatku karena mungkin selama ini saya mengajar kurang memuaskan kalian yang di usia saat ini masih sangat haus akan ilmu dan pengetahuan" lanjutnya.
Siswa terlihat begiitu serius mendengarkan perkataan sang guru tersebut.
"Pertanyaan tersebut membuatku juga bertanya kepada diriku sendiri, mengapa saya harus mengajarkan kalian materi matematika ini?. Pertanyaan kalian tersebut juga bisa bermakna " mengapa saya harus belajar matematika, belajar aljabar, belajar geometri, belajar statistika, belajar logika dan belajar materi matematika lainnya, toh pada akhirnya setelah saya lulus, kemudian bekerja atau menikah atau bermasyarakat saya tidak akan menggunakan semuanya itu kecuali hanya sebagian kecilnya saya".
Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti itu tentunya akan terus berlanjut dari satu generasi ke generasi lainnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentunya juga bisa ditanyakan oleh siswa kepada guru yang lain, kepada guru bahasa, guru IPS, guru PKn, guru IPA, guru kimia, guru Fisika dan mungkin juga kepada semua guru.
Kemudian sang guru menyampaikan sebuah kisah, " Seorang teman merupakan orang yang suka dengan olahraga. Tiap hari dia selalu menyempatkan waktunya untuk berolahraga, terutama olahraga angkat beban. Tubuhnya begitu atletis dan otot-ototnya terlihat kuat. Suatu ketika saat ada kesempatan berdua, kami melakukan obrolan ringan. Obrolan dibuka seputar masalah sehari-hari dari keluarga, teman, dan juga pekerjaan. Sampai tiba-tiba timbul pertanyaan dari saya mengenai masalah kebiasaan berolahraga dari teman saya tersebut"
Siswa semakin terlihat penasaran dengan cerita sang guru tersebut dan ada pula yang hanya berpura-pura mendengarkan padahal sebenarnya mereka fokus kepada hal yang lain.
"Temanku, mengapa engkau suka sekali berolahraga dengan latihan angkat beban. Padahal itu nanti kan tidak akan engkau gunakan secara langsung." tanya sang guru tersebut
" Ya engkau benar sahabatku. Memang saya tidak berharap suatu saat akan ada orang atau penjahat yang menaruh beban yang sangat berat di kedua tangan saya, kemudian saya bisa mengatasinya. Tidak juga berharap nanti saya bekerja sebagai kuli angkut karena otot saya yang sangat kuat dan terlatih ini. Saya hanya ingin sehat saja agar suatu saat ketika saya sudah semakin tua, punya istri dan anak, punya cucu dan cicit, saya masih bisa menggendong mereka karena saya sudah terlatih dan memiliki tubuh yang sehat. Masih bisa main kejar-kejaran dengan cicit - cicit saya walau sudah usia lanjut. Tidak merepotkan anak cucu saya ketika saya sudah tua nanti. Itu saja keinginan saya. Dan untuk saat ini dengan tubuh yang sehat ini saya bisa bekerja dengan prima dan penuh semangat serta tidak mudah sakit-sakitan" jawabnya.
Begitulah kiranya jawaban sang guru tentang pertanyaan muridnya tersebut. "Apakah kalian bisa memahami hal ini anak-anakku?" tanya sang guru
Anak-anak hanya mengangguk saja, tidak tahu apakah mereka memahami makna dari cerita tersebut ataukah tidak. Dan tetap satu anak yang bertanya tadi masih penasaran kira-kira apa maksud dari semua cerita ini sehingga sang murid bertanya lagi, " Terus apa kaitan cerita tersebut dengan belajar matematika pak?"
Sang guru tersenyum kemudian menjawabnya dengan penuh rasa kasih sayang kepada murid-muridnya.
"Anakku, seorang teman tersebut berlatih angkat beban setiap hari agar tubuhnya menjadi sehat. Anda mungkin akan berpikir demikian juga. Sehingga Anda menjadi produktif menjalani hidup Anda. Anda dapat menjagi karyawan yang energik. Anda dapat menjadi pengusaha yang tangguh. Anda dapat menjadi orang tua yang kuat. Kelak, Anda punya cucu. Anda dapat menggendong cucu tanpa masalah otot punggung. Anda dapat bermain kejar-kejaran bergembira dengan cucu-cucu Anda" guru mencoba menjelaskan.
Latihan matematika yang Anda jalani setiap minggunya di sekolah adalah latihan beban mental. Dengan latihan matematika mental Anda menjadi lebih kuat. Logika berpikir Anda menjadi berkembang.
Anda dapat saja menjadi dokter dengan logika yang bagus. Anda juga dapat memilih menjadi pengacara dengan logika matang. Anda juga dapat menjadi orang tua dengan logika yang mantap.
Anda tidak perlu berharap memanfaatkan matematika dalam profesi Anda. Tetapi logika Anda yang kuat karena berlatih matematika akan banyak berguna dalam kehidupan Anda.”
Jawaban yang sangat bagus dari sang guru tersebut. Saya salut dengan guru tersebut. Kita butuh lebih banyak guru-guru matematika seperti itu.
Bagaimana menurut Anda?
*Kisah inspirasi ini di inspirasi oleh agus Nggermanto: Pendiri APIQ dan ditulis ulang dalam bentuk cerita yang lebih interaktif.
Semoga bermanfaat..
Sang guru sadar bahwa siswa tersebut sebenarnya hanya ingin tahu apa manfaat bagi mereka dengan belajar materi matematika yang bagi sebagian besar siswa terasa sangat sulit dan menakutkan. Kita tidak bisa menyalahkan mereka ketika mereka bertanya seperti itu dan juga harus memberikan jawaban yang tepat agar siswa lebih memahami dan mengerti tentang manfaat belajar sesuatu termasuk belajar matematika.
Di kelas, siswa siswi mulai terlihat saling berbicara satu sama lain, ada juga yang dengan serius memperhatikan keadaan gurunya yang sedari tadi diam membisu seribu bahasa, ada juga yang bersikap acuh tak acuh dengan bermain sendiri dengan membuat coretan-coretan pada kertas di depannya.
Kelas pun mulai terdengar ramai dan gaduh. Beberapa siswa terdengar mencoba mendiamkan anak-anak dengan teriakannya,
"TOLONG DIAM, TEMAN-TEMAN!".
Anak-anak terdiam dan keadaan kelas pun mulai kembali sunyi. Sang guru kemudian mulai mengangkat mukanya kembali dengan sebuah senyuman dan tatapan penuh kebanggaan kepada murid-muridnya.
"Saya merasa sangat berterimakasih atas pertanyaan teman kalian tersebut" ujar guru kepada siswa di kelas.
"Pertanyaan tersebut begitu sangat menggugah hatiku. Ini juga teguran buatku karena mungkin selama ini saya mengajar kurang memuaskan kalian yang di usia saat ini masih sangat haus akan ilmu dan pengetahuan" lanjutnya.
Siswa terlihat begiitu serius mendengarkan perkataan sang guru tersebut.
"Pertanyaan tersebut membuatku juga bertanya kepada diriku sendiri, mengapa saya harus mengajarkan kalian materi matematika ini?. Pertanyaan kalian tersebut juga bisa bermakna " mengapa saya harus belajar matematika, belajar aljabar, belajar geometri, belajar statistika, belajar logika dan belajar materi matematika lainnya, toh pada akhirnya setelah saya lulus, kemudian bekerja atau menikah atau bermasyarakat saya tidak akan menggunakan semuanya itu kecuali hanya sebagian kecilnya saya".
Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti itu tentunya akan terus berlanjut dari satu generasi ke generasi lainnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentunya juga bisa ditanyakan oleh siswa kepada guru yang lain, kepada guru bahasa, guru IPS, guru PKn, guru IPA, guru kimia, guru Fisika dan mungkin juga kepada semua guru.
Kemudian sang guru menyampaikan sebuah kisah, " Seorang teman merupakan orang yang suka dengan olahraga. Tiap hari dia selalu menyempatkan waktunya untuk berolahraga, terutama olahraga angkat beban. Tubuhnya begitu atletis dan otot-ototnya terlihat kuat. Suatu ketika saat ada kesempatan berdua, kami melakukan obrolan ringan. Obrolan dibuka seputar masalah sehari-hari dari keluarga, teman, dan juga pekerjaan. Sampai tiba-tiba timbul pertanyaan dari saya mengenai masalah kebiasaan berolahraga dari teman saya tersebut"
Siswa semakin terlihat penasaran dengan cerita sang guru tersebut dan ada pula yang hanya berpura-pura mendengarkan padahal sebenarnya mereka fokus kepada hal yang lain.
"Temanku, mengapa engkau suka sekali berolahraga dengan latihan angkat beban. Padahal itu nanti kan tidak akan engkau gunakan secara langsung." tanya sang guru tersebut
" Ya engkau benar sahabatku. Memang saya tidak berharap suatu saat akan ada orang atau penjahat yang menaruh beban yang sangat berat di kedua tangan saya, kemudian saya bisa mengatasinya. Tidak juga berharap nanti saya bekerja sebagai kuli angkut karena otot saya yang sangat kuat dan terlatih ini. Saya hanya ingin sehat saja agar suatu saat ketika saya sudah semakin tua, punya istri dan anak, punya cucu dan cicit, saya masih bisa menggendong mereka karena saya sudah terlatih dan memiliki tubuh yang sehat. Masih bisa main kejar-kejaran dengan cicit - cicit saya walau sudah usia lanjut. Tidak merepotkan anak cucu saya ketika saya sudah tua nanti. Itu saja keinginan saya. Dan untuk saat ini dengan tubuh yang sehat ini saya bisa bekerja dengan prima dan penuh semangat serta tidak mudah sakit-sakitan" jawabnya.
Begitulah kiranya jawaban sang guru tentang pertanyaan muridnya tersebut. "Apakah kalian bisa memahami hal ini anak-anakku?" tanya sang guru
Anak-anak hanya mengangguk saja, tidak tahu apakah mereka memahami makna dari cerita tersebut ataukah tidak. Dan tetap satu anak yang bertanya tadi masih penasaran kira-kira apa maksud dari semua cerita ini sehingga sang murid bertanya lagi, " Terus apa kaitan cerita tersebut dengan belajar matematika pak?"
Sang guru tersenyum kemudian menjawabnya dengan penuh rasa kasih sayang kepada murid-muridnya.
"Anakku, seorang teman tersebut berlatih angkat beban setiap hari agar tubuhnya menjadi sehat. Anda mungkin akan berpikir demikian juga. Sehingga Anda menjadi produktif menjalani hidup Anda. Anda dapat menjagi karyawan yang energik. Anda dapat menjadi pengusaha yang tangguh. Anda dapat menjadi orang tua yang kuat. Kelak, Anda punya cucu. Anda dapat menggendong cucu tanpa masalah otot punggung. Anda dapat bermain kejar-kejaran bergembira dengan cucu-cucu Anda" guru mencoba menjelaskan.
Latihan matematika yang Anda jalani setiap minggunya di sekolah adalah latihan beban mental. Dengan latihan matematika mental Anda menjadi lebih kuat. Logika berpikir Anda menjadi berkembang.
Anda dapat saja menjadi dokter dengan logika yang bagus. Anda juga dapat memilih menjadi pengacara dengan logika matang. Anda juga dapat menjadi orang tua dengan logika yang mantap.
Anda tidak perlu berharap memanfaatkan matematika dalam profesi Anda. Tetapi logika Anda yang kuat karena berlatih matematika akan banyak berguna dalam kehidupan Anda.”
Jawaban yang sangat bagus dari sang guru tersebut. Saya salut dengan guru tersebut. Kita butuh lebih banyak guru-guru matematika seperti itu.
Bagaimana menurut Anda?
*Kisah inspirasi ini di inspirasi oleh agus Nggermanto: Pendiri APIQ dan ditulis ulang dalam bentuk cerita yang lebih interaktif.
Semoga bermanfaat..
Tag :
Kisah Inspirasi
0 Komentar untuk "Pak, mengapa saya harus belajar materi matematika ini?"