Tiada Hari Tanpa Belajar

Pengalaman Spiritual Sang Hujjatul Islam, Imam Al Ghazali

Advertisement
Belajar dan NgeBlog - Abu Hamid al-Ghazali, berkata,"Pada awal hidupku aku menyangkal segala sesuatu, bahkan aku akan menyangkal cara mereka orang-orang yang saleh dan para sufi yang tulus yang mengikuti jalan para Sahabat, sampai akhirnya saya bertemu dan menemani Syaikh Yusuf an-Nassaaj.

Beliau adalah penenun permadani dan Syaikh Yusuf mulai memoles hati saya, membersihkan hati saya dengan memberikan banyak ujian yang berbeda, sampai saya mencapai tingkatkan saya mulai menerima inspirasi Ilahiah, inspirasi yang baik, dan tidak ada lagi inspirasi buruk yang datang mengganggu hatiku.



Dalam bimbingan gurunya, Imam Ghazali mengatakan, ketika aku mulai salat dan mengatakan Allahu Akbar tidak ada pikiran buruk lagi yang membawaku kekanan atau kiri, karena aku mulai dapat fokus pada kebesaran Allah, pada kasih sayang Allah dan cinta kepada Nabi Muhammad (saw).
Grandsyaikh Abdullah qs mengatakan bahwa ketika ia dibersihkan hatinya oleh gurunya dia mulai merasa hatinya penuh kasih sayang dan kasihan kepada semua manusia, seperti ketika kalian melihat orang-orang yang kehilangan tempat tinggalnya. Dan hari ini kita melihat para sukarelawan membentuk organisasi, membuat klinik dan rumah sakit untuk membantu orang miskin, tetapi pekerjaan Wali Allah bahkan dalam spektrum yang jauh lebih luas dari sekedar memperhatikan kebutuhan fisik mereka dengan memebrikan mereka makan dan tempat tinggal, tetapi juga kebutuhan ruhani mereka, begitulah cara Awliyaullah bekerja.

Imam Gazali ra, mengatakan bahwa suatu malam pada tanggal 12 Rabi `ul-Awwal malam kelahiran Islam. Kelahiran Islam datang dengan kelahiran Nabi (saw). Tidak ada yang bisa mengatakan tidak. Memang benar Nabi saw mendapat wahyu ketika ia berusia 40 tahun tetapi Islam datang bersamaan dengan kelahirannya.

Imam Ghazali ra mengatakan bahwa suatu hari datang kepada saya seseorang yang membawa surat bahwa pengadilan akan menggantung seseorang yang tidak bersalah dengan keputusan hakim yang salah. Mereka akan membunuh seseorang dengan menggantungnya, dimasa itu mereka melakukan hal itu. Dan aku harus menulis surat dengan cepat untuk menyelamatkan nyawa orang yang tidak bersalah ini. Jadi saya segera menulis dan hampir selesai, tiba-tiba datang seekor lalat meminum tinta safran yang harum yang merupakan tinta bagi pena bulu.

Aku berkata kepada diriku sendiri, lalat ini adalah juga ciptaan Allah, dan Allah menciptakan ciptaan untuk cintanya kepada Nabi (saw) dan lalat ini sedang kehausan dimalam kelahiran Nabi saw dan aku masih punya waktu untuk menyelamatkannya jadi biar lalat ini minum dari tinta safran itu. Imam Gazali menahan tangannya dengan pena di antara jari-jarinya sampai lalat ini memuaskan rasa hausnya.

Pada waktu itu dimalam yang mulia 12 Rabiul Awal itulah, ketika Imam Ghazali bersabar terhadap lalat itu, tiba-tiba Allah mengirimkan tatapan dan pandangan-Nya pada dirinya dan oleh sebab ia bersabar terhadap lalat itu, maka Allah segera membusanai Imam Gazali dengan atribut sifat-sifat-Nya dan dengan segera hal itu membuang dari hatinya segala jenis keraguan, dan membersihkan hatinya dan mengirimkan kepadanya, apa yang kita sebut dalam bahasa Arab "Waaridaat". "inspirasi surgawi".

Terbuka baginya kasyaf, dia menyaksikan penglihatan batin yang tidak terlihat orang biasa, maqaam al-musyaadaha, dia dapat melihat yang tersembunyi dari hati semua orang, dan mengetahui apa yang telah tertulis untuk semua orang di sekitarnya. Imam Ghazali mampu mendeteksi hati seseorang langsung dari sumber surgawi.

(Mawlana Syekh Hisyam Kabbani qs, 6 Juli 2014)

0 Komentar untuk "Pengalaman Spiritual Sang Hujjatul Islam, Imam Al Ghazali"

Back To Top